Rabu, 18 Mei 2011

Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Sindroma Nefrotik


MODUL DIET PADA PENYAKIT GINJAL  PEMBELAJARAN

Deskripsi Mata Kuliah
Mata Ajar / Kode/SKS           : Diet Lanjut/ GZ 402/4 SKS  (2 SKS Teori/2 SKS
                                                  Praktek)  (360 menit)
Program/ Angkatan                 : Reguler/ 2013
Semester/ Tahun ajaran           : V/ 2013- 2014
Tempat                                    : Jurusan Gizi Poltekkes Kemkes Padang
Nama Dosen                           : Hasneli, DCN., M.Biomed
Pokok Bahasan                       : Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Ginjal

Sub Pokok Bahasan                :
1.      Identifikasi  masalah Gizi pada Pasien Nefrotik pada pasien Nephrotik  Sindrome; penyakit Gagal Ginjal Akut dan Kronik.
2.      Diagnosa pada pasien Nephrotik  Sindrome; penyakit Gagal Ginjal Akut dan Kronik.
3.      Intervensi: tujuan intervensi, MNT (prinsip & Syarat, Preskripsi diet, perhitungan kebutuhan gizi pasien, implementasi diet, dan rencana edukasi) pada pasien Nephrotik  Sindrome; penyakit Gagal Ginjal Akut dan Kronik.
4.      Perencanaan makanan pada pasien Nephrotik  Sindrome; penyakit Gagal Ginjal Akut dan Kronik.
5.      Monitoring & evaluasi
6.      Dokumentasi Gizi
7.      Studi kasus

Standar Kompetensi               :
            Penerapan asuhan gizi dan terapi diet untuk pasien dewasa dan anak, untuk penyakit ginjal dan saluran kemih.
           
Standar Dasar :
  1. Mampu mengidentifikasi  masalah Gizi pada Pasien Nefrotik pada pasien Nephrotik  Sindrome; penyakit Gagal Ginjal Akut dan Kronik.
  2. Mamapu melakukanDiagnosa pada pasien Nephrotik  Sindrome; penyakit Gagal Ginjal Akut dan Kronik.
  3. Mampu Merencanakan Intervensi: tujuan intervensi, MNT (prinsip & Syarat, Preskripsi diet, perhitungan kebutuhan gizi pasien, implementasi diet, dan rencana edukasi) pada pasien Nephrotik  Sindrome; penyakit Gagal Ginjal Akut dan Kronik.
  4. Mampu merencanakan makanan pada pasien Nephrotik  Sindrome; penyakit Gagal Ginjal Akut dan Kronik.
  5. Mampu memonitoring & evaluasi
  6. Mampu melakukan dokumentasi Gizi

Materi                                      :
1.      NEFROTIK SYNDROME
Walaupun banyak pasien yang menderita Glomerulonefrotis kronik (GNK) juga menderita proteineria persisten asimptomatik selama perjalanan penyakit, sekitar 50 % diantaranya akan  berkembang menjadi sindroma nefrotik. Syndroma nefrotik merupakan keadaan klinik di mana terjadi sindroma nefrotik. Syndroma nefrotik merupakan keadaan klinik dimana terjadi proteinuria massif ( > 3,5 g/hari, hipoalbuminemia, udema dan hiperlipidemia, biasanya kadar BUN normal.

Menurut Robson dari 1400 kasus, beberapa glomerulonefritis primer merupakan penyebab dari 78 % sindroma Nefrotik pada orang dewasa da 93 % pada anak-anak. Dari 22 % daRI orang dewasa keadaan ini disebabkan oleh gangguan sistemik (terutama diabetes, amiloidosis dan thrombosis vena renalis, gangguan-gangguan sistemik tersebut secara sekunder juga mempengaruhi ginjal atau mungkin juga akibat respon abnormal terhadap obat-obatan atau allergen-alergen lainnya. Terdapat keadaan histologist yang ditemukan pada nefrotik syndrome yang termasuk kategori umum glomerulonefritis, yaitu perubahan minimal, perubahan membranosa, perubahan proliferates dan campuran perubahan membranosa dan proliferative glumerulonefritis. Glumerulonefritis fokal lebih jarang menyebabkan sindromanefrotik.

Glomerulonefritis (GN) perubahan minimal pada lesi yang khas dari nefrotik syndrome pada anak (69%) dan merupakan penyebab dari 18 % kasus yang dialami orang dewasa. Glumerulonefritis perubahan minimal ini merupakan bentuk utama dari dari glumerulonefritis dimana mekanisme patogenetik imun tampaknya tidak ikut berperan. Kedaan ini biasanya berhasil di obati dengan kortikosteroid. Pada sebagian kecil pasien yang tidak memberikan respon terhadap terapi steroid,  maka kadang-kadang penyakit dapat ditekan dengan menggunakan obat imunosupresif, seperti siklofosfamida (cytoksin) atau azatioprin (Imuran). Sebagian kecil pasien yang tidak dapat sembuh biasanya mengalami relaps yang lama, membaik lalu memburuk lagi yang berakhir dengan uremia.

Glomerulonefritis (GN) perubahan membranosa merupakan penyebab dari 25 % kasus nefrotik sindroma pada orang dewasa dan hanya 2 % pada anak-anak. Sekitar 95 % pasien ini menderita azotemia dan meninggal akibat uremia dalam waktu 10 sampai 20 tahun. Perubahan histologis yang terutama adalah penebalan membran dasar yang dapat terlihat baik oleh mikroskop electron  maupun mikroskop cahaya.

Glomerulonefritis perubahan proliferative dan membranoproliferatif merupakan penyebab dari 35 % sisa kasus pada orang dewasa  yang menderita nefrotik dindroma dan 22 % pada anak-anak.  GN perubahan proliferative ditrandai oleh hiperselularitas dan sekaligus penebalan membrane dasar. Respon terhadap terapi pada berbagai jenis glomerulonefritis ini umumnya tidak baik dan secara progresif terjadi gagal ginjal.

Kejadian awal dari kebanyakan kasus ini merupakan suatu reaksi antigen-antibodi  pada glomerulus  yang meningkatkan permeabilitas Membran Dasar Glomerulus, proteinuria massif dan hipoalbumia. Pasien-pasien yang menderita sindroma nefrotik biasanya mengeluarkan 5-15 gr protein per 24 jam. Hipoalbuminemia, dengan menurunkan tekanan osmotic koloid (COP), cendrung menimbulkan transudasi keluarnya cairan dari ruang vascular ke ruang interstisium. Ini merupakan mekanisme langsung penyebab terjadinya udema, hipovolumia akibat penurunan Aliran Plasma Ginjal (RPF) dan Kecepatan Filtrasi Glomerular (GFR) mengaktifkan reseptor volume antrium kiri. Akibatnya terjadi peningkatanproduksi ADH. Garam dan air diiretensi oleh ginjal, sehingga memperberat udema. Berulangnya rangkaian kejadian tersebut mengakibatkan terjadinya udema massif, tetapi jumlah protein yang dikeluarkan tidak berbanding langsung dengan beratnya udema,  karena setiap orang berbeda kecepatan sintetis proteinnya untuk pengganti yang telah hilang. Penyebab hiperlipidemia yang sering menyertai sindroma nefrotik tidak jelas. Kolesterol serum, fosfolipid dan trigliserida biasanya mengalami peningkatan, perhatikan bahwa mekanisme udema nefrotik berbeda dengan mekanisme Glomerulonefritis poststreptokokus Akut (APSGN).



Intervensi:
MNT
Tujuan Diet:
1.      Mengganti kehilangang protein terutama albumin
2.      Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
3.      Memonitor hiperkolesterolimia dan penumpukan trigliserida
4.      Mengontrol hipertensi
5.      Mengatasi anoreksia

Syarat Diet
1.      Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35 kkal/kg BBI/hari
2.      Protein edang, yaitu 1,0 g/kg BBA, atau 0,8 g/kg BBA ditambah dengan jumlah protein yang dikeluarkan melalui urine. Utamakan penggunaan protein yang bernilai biologi tinggi
3.      Lemak sedang, yaitu 15 – 29 % dari kebutuhan energy total. Perbandingan lemak jenuh, lemak jenuh tunggal dan lemak jenuh ganda adalah : 1: 1:1.
4.      Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energy. Utamakan penggunaan karbohidrat kompleks
5.      Natrium dibatasi, yaitu 1- 4 g sehari, tergantung berat ringannya edema.
6.      Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan trigliserida darah.
7.      Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urine ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan.

Jenis dan Indikasi Pemberian;
Karena gejala penyakit bersifat sangat individual, diet disusun secara individual, dengan menyatakan banyak protein dan natrium yang dibutuhkan didalam diet. Misalnya: Diet Sindroma Nefrotik, Energi: 1750 kkal, Protein: 50 g, Na: 2 g.

Monitoring & Evaluasi:
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk melihat perkembangan pasien terhadap:
1.      Asupan
2.      Status Gizi
3.      Hasil Laboratorium
4.      Keadaan fisik dan Klinis

Dokumentasi:
Dokumentasi proses asuhan gizi, mulai dari assessment sampai rencana tindakan dan tindakan untuk mencapai tujuan



SUBJECTIVE GLOBAL ASSESMENT (SGA)

1.      Perubahan Berat Badan                                   
·         Tidak ada perubahan                 : ……….
·         Ada perubahan                           :………..
ü   BB biasanya                           : ……….kg         BB sekarang:…......kg.
ü   Dalam waktu 6 bulan           : …………….
ü   Dalam waktu…………         : …………….
ü   Lainnya………….
2.      Perubahan Intake Makanan
·         Tidak ada perubahan                             :……………
·         Ada perubahan                                       : …………..
Lama                                                        : …………..
      Jenis: Sub optimal                 : …………..                Cair hipokalori:……………
                 Total Full cair             : ………….     Starvasi: …………………..
3.      Perubahan Gastrointestinal
·         Tidak ada perubahan                             :……………
·         Ada perubahan                                       : …………..
·         Lama                                                        : 
Jenis: Mual                      :……………               Muntah: ……………
           Diare                      : ………….                 Anoreksia: …………
4.      Perubahan Kapasitas Fungsional
·         Tidak ada perubahan                             :……………
·         Ada perubahan                                       : …………..
·         Lama                                                        : 
Jenis : aktif sub optimal………   Ambulatory ……………….  Bedrest ……………..
5.      Penyakit dan Hubungan dengan Kebutuhan Gizi
Diagnosa                          : Ganggren scrotum & fistula enterokutan
Hubungan dengankebutuhan gizi:
                  Tidak ada………...Rendah……….…Sedang…………Tinggi………….
6.      Penilaian fisik: (0 = normal, 1+ = ringan, 2+ = sedang, 3+ = berat)
·         Hilang lemak subkutan (triceps, dada)             : …..3+…..
·         Hilang otot lengan                                               : …..3+…..
·         Edema pergelangan kaki : …0…. Edema sacral …..0……. Ascites ………0……..
PENILAIAN :
GIZI BAIK                            : A ……………
MALNUTRISI SEDANG    : B1 …………..
                                                  B2 …………..
MALNUTRISI BERAT      : C ……………
                                                                                                            TANGGAL : 10/11/09
                                                                                                            Ahli Gizi















PROSES ASUHAN NUTRISI
Bagian: …… / RS : …………………………
Nama:                    Jenis Kelamin :            Tgl Lhr/ Umur:       Tgl MRS:
ASSESMENT
(Diagnosis penyakit, antropometri, lab, fisik kliniks, riwayat gizi, riwayat personal/ penyakit/ obat)
Dx/ :
Riwayat Medis terkait: 
A : 
       Penilaian :
B :
      Penilaian :

C
      Penilaian :

D :
     Penilaian :  

DIAGNOSA GIZI
(Domain intake klinis, behavior)
Domain intake
Domain Klinis :
Domain Behavior

INTERVENSI
(Jenis, bentuk, komposisi dan roete diet)
Tujuan :
Preskripsi Diet:
   *. Diet           :          
   *. Bentuk     :
   *. Cara pemberian :
Prinsip      :      
Syarat Diet    : 

Kebutuhan Gizi
Energi:
Protein =
Lemak =
KH      =

Implementasi:
Rencana Edukasi:
    
MONITORING
         Memantau asupan energi dan protein setiap hari.
         Memantau BB setiap hari
         Memberikan konsultasi kepada pasien                                 
EVALUASI
         Asupan energi dan zat gizi sesuai kebutuhan.
         Kenaikan BB setiap 2 hari.
         Perubahan nafsu  makan
Ahli Gizi :                                     Paraf :                                     tanggal: 16 – 10 -2009


Kasus
Ibu Nina umur 35 tahun, BB 45 kg, TB  157 cm, pekerjaan seorang karyawan swasta, suami ibu Nina seorang pejabat pemerintah. Ibu Nina mempunyai 3 orang anak. Ibu Nina dirawat di RS pemerintah dengan keluhan waktu masuk RS  cepat lelah, anoreksia, mual. Dari hasil pemeriksaan fisik TD 170/95 mmHg, oedema anasarka. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 10 gr%, proteinuria massif ( 4 gr /hr), hypoalbuminemia , hyperlidedemia, lipiduria . Dari diagnosa medis ibu Nina dinyatakan menderita  penyakit Nefrotik syndroma. Dokter  menyarankan untuk konsultasi dengan ahli gizi. Hasil anamnesa  sebelum dirawat didapat konsumsi energy 65 % kebutuhan, protein 60 %, lemak 45 % kebutuhan  . Ibu Lisa biasanya makan 2 kali sehari  pagi  hanya minum segelas the  dan sepotong roti .Buatlah terapi gizi dengan menggunakan metoda NCP, dengan biaya makan Rp 25.000,-/hari

2.       GAGAL GINJAL AKUT
Gambaran Umum:
Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara mendadak yang terlihat pada penurunan Glomerulo Filtration Rate (GFR) atau Test Kliren Kreatinin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan produk-produk sisa metabolisme. Penyakit ini disertai oliguria (urin< 500 ml/24 jam)

Metode                                    : Ceramah, tanya jawab dan praktik
Media                                      : Lattop, LCD Protector


Kegiatan Pembelajaran termasuk evaluasi:
Waktu
Kegiatan Dosen
Kegiatan Mahasiswa
1. Pendahuluan (15 menit)
- Memberi salam
- Menjelaskan judul, pokok bahasan, tujuan, dan manfaat pembelajaran
- Menjawab salam
- Mendengarkan

2. Kegiatan Inti: Kuliah dan diskusi (120 menit)
1.        Menjelaskan materi tentang Identifikasi  masalah , Diagnosa Gizi, Intervensi: tujuan intervensi, MNT (prinsip & Syarat, Preskripsi diet, perhitungan kebutuhan gizi pasien, implementasi diet, dan rencana edukasi) , dan perencanaan makanan Monitoring & evaluasi, Dokumentasi Gizi pada pasien Nefrotik Syndrome
3. Memberikan kesempatan peserta didik bertanya dan responsive
4. Memberikan jawaban atas pertanyaan
    yang diajukan
5.Menjelaskan tugas Studi kasus untuk 
   bahan pratikum
6.Memberikan jawaban atas pertanyaan  
   yang diajukan
7.      Memberikan kesempatan peserta didik bertanya dan responsive
-Mendengarkan dan  
 Mencatat













- Bertanya dengan kritis
-Mendengarkan dan  
 mencatat

-Mendengarkan dan  
  Mencatat
- Mengerjakan Kasus pada 
  lembaran LKS
- Bertanya dengan kritis
-Mendengarkan dan
 mencatat
- Bertanya dengan kritis

3. Penutup (15 menit)
- Melakukan evaluasi secara tertulis (kuis)
- memberikan jawaban kuis

- Merangkum hasil pembelajaran
- Memberi salam
-Menjawab pertanyaan pada  
  selembar kertas
-Mengoreksi lembar  
  jawaban teman
- Mendengarkan
- Menjawab salam













SENARAI
TES FORMATIF
SENARAI





KUNCI JAWABAN TER FORMATIF